Menulis Opini Di Media Cetak Bersama Bapak Asep Sapa'at
Resume Pertemuan 25 Belajar Menulis bersama Om Jay
Tema : Pengalaman menulis opini dan hikmahrepublika
Oleh : Eti Haryati,
S.Pd
Jampang Pintu Air No. 42 Ds. Jampang Kec. Keman Kab. Bogor JABAR 16310
085723909013
syifa.wardha@gmail.com
Profile
Educational History
- TK Pertiwi - Garut
- SDN Sukamaju 1 Garut, Jawa
Barat
- MTsN 1 Garut, Jawa Barat
- SMAN 1 Garut, Jawa Barat
- Faculty of Mathematics and
Science, Universitas Pendidikan Indonesia (2001-2005)
- Program of Mathematics
Education, Universitas Terbuka (2018 - ...)
Professional History
- Trainer of Education, Lembaga
Pengembangan Insani, Dompet Dhuafa (2006 – 2012)
- Curriculum Development
Specialist, Universitas Bina Nusantara (2008)
- Manager of Makmal Pendidikan,
Dompet Dhuafa (2008-2012)
- Director of Sekolah Guru
Indonesia, Dompet Dhuafa (2012-2014)
- Researcher in Research and
Development of Klinik Pendidikan MIPA (2017-2019)
- Consultant for Teacher
Professional Development Program in Various School Indonesia
- Master Teacher in Sekolah
Guru Indonesia (2012-Now)
- Ghost writer and Independent
writer
- Lecturer in Sekolah Tinggi
Ilmu Tarbiyah Daarul Fattah (September 2019 - ...)
International Experience
- Speaker of Parallel Session on 2nd East Asia
International Conference on Teacher Education Research The Hongkong
Institute of Education (2010)
- Speaker of Parallel Session on 16th
International Conference Education Universiti Brunei Darussalam (23-26 Mei
2011)
- Hot Seat Speaker Online Learning Community for
Teacher Professional Development (OLC4TPD) Edith Cowan University, Perth
Australia (2009)
Book
- Sop Menjadi Guru Jika Tidak....(Penerbit, Tangga Pustaka)
- Setia Mengabdi Meski Kelas Beratapkan Langit (Penerbit, Dompet Dhuafa)
- Peluh Penawar Rindumu Indonesia (Penerbit, Dompet Dhuafa)
- Beta Guru Sudah (Penerbit, Dompet Dhuafa)
- Guru 12 Purnama (Penerbit, Dompet Dhuafa)
- Murid Pasif Pangkal Guru Kreatif (Penerbit, Dompet Dhuafa)
Popular Writing
- Hundreds of articles
published in local and national mass media (Republika, Republika Online, Teachers
Guide Magazine, Lampung Post, Harian Singgalang, Majalah 1000 Guru, Berita
Satu Online, Tribun Sumsel, Radar Bogor, Jurnal Pendidikan DD)
- Articles written as contributor for Suprarational Magazine
Pengakuan beberapa tokoh terhadap Keberhasilan Asep Safa'at
"Asep adalah sedikit pendidik muda yg berani memilih jalan sebagai pendidik di luar kelas, di luar mainstream guru pada umumnya.
"Asep adalah sedikit pendidik muda yg berani memilih jalan sebagai pendidik di luar kelas, di luar mainstream guru pada umumnya.
Dengan ketajaman dan keruntutan cara pikirnya, pemahamannya yg detail
terhadap proses pendidikan, kecintaannya yg dalam terhadap kemajuan pendidikan,
terutama para guru,
membuat ide-idenya mengalir dalam tulisan-tulisan yg mencerahkan dan
membangkitkan motivasi.
Sosok humanis yg rendah hati, dicintai, dan kehadirannya selalu dinanti
dalam tulisan maupun dalam interaksi langsung." (Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd - Guru Besar Universitas Negeri Jakarta,
Ketua Umum Pengurus PB PGRI)
"Asep adalah purwarupa pria segala zaman: sosok penyayang keluarga,
menjiwai panggilan sebagai guru, tulus dalam persahabatan, dan merendahkan diri
di hadapan Tuhannya." (Reza Indragiri Amriel - Ahli Psikologi Forensik, Konsultan di Sejumlah
Lembaga Negara)
Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat siang guru hebat Indonesia!!!Siang hari ini kami mendapatkan materi tambahan dari bapak Asep Sapa'at tentang pengalaman beliau menulis Opini dan Hikmah di Republika. Diawal kuliahnya beliau memperkenalkan diri dengan kata-kata mutiaranya " Nama Saya Asep Sapa'at, tubuh sehat, jiwa kuat, cita-cita ingin jadi orang bermanfaat." Indah bukan perkenalan beliau. Dan inilah foto beliau dengan senyum ceria menggapai masa depan yang mulia.

Dengan semangat untuk saling belajar, Bapak Asep sharing tentang pengalaman menulis di rubrik opini dan hikmah Republika.
Penjelasan pertama tentang mengikat makna. Istilah mengikat makna dipopulerkan oleh almarhum Hernowo. Segala hal yang berkaitan dengan aktivitas menulis sebagai cara untuk memaknai hal-hal yang bisa kita lihat, dengar, rasakan, renungi.
Setiap orang memiliki hambatan menulis yang berbeda-beda. Ada hambatan yang disebabkan kesulitan mengalirkan gagasan, ada juga karena faktor mood, ada pula yang disebabkan karena faktor penguasaan bahasa serta keterampilan menulis. Namun hakikatnya, setiap diri kita bisa menulis jika konsisten mau belajar. Hal yang paling mudah ditulis adalah sesuatu yang dekat dengan diri kita.

Sebelum beliau dapat mempublikasikan tulisan di media masa, yang dilakukannya adalah belajar menulis di buku harian. Karen menulis di buku harian adalah cara ampuh untuk membangun kepercayaan diri untuk menuangkan gagasan.
Berdasarkan kajian salah satu guru menulis saya, Mas Bambang Trimansyah, sifat tulisan terbagi ke dalam 4 sifat, yaitu:
1. Pribadi tertutup, yakni tulisan bersifat sangat pribadi dan cenderung dirahasiakan agar tidak dibaca atau terbaca oleh orang lain. Tulisan ini biasanya berupa diari, surat-surat pribadi, ataupun catatan-catatan rahasia.
2. Pribadi terbuka, yakni tulisan bersifat pribadi ataupun sangat pribadi, tetapi dibiarkan ataupun disengaja untuk dibaca orang lain. Tulisan semacam ini muncul akibat perkembangan teknologi informasi, terutama di dunia internet. Tulisan-tulisan di blog, situs, ataupun media sosial cenderung banyak yang bersifat pribadi, subjektif, dan kadang malah dibuat sesuka hati.
3. Publik terbatas, yakni tulisan yang ditujukan untuk konsumsi orang banyak, tetapi dalam lingkup terbatas, misalnya lingkup komunitas, lingkup keagamaan, ataupun lingkup sesama teman yang saling kenal.
4. Publik terbuka, yakni tulisan yang ditujukan untuk konsumsi orang banyak secara terbuka dan luas meskipun menyasar pada segmen pembaca tertentu. Tulisan ini bebas dibaca siapa pun yang berminat.
Sifat menentukan untuk siapa tulisan Anda tujukan. Pada sifat pertama Bapak Ibu menulis, tetapi hanya Bapak Ibu sendiri yang membacanya. Sifat 2, 3, dan 4 adalah tulisan yang ditujukan untuk publik sehingga Anda perlu menimbang tujuan penulisan dan pembaca sasaran.
Opini merupakan jenis tulisan nonfiksi, ranah jurnalistik, dan sifat tulisannya publik terbuka.
Bagaimana sebuah tulisan bisa bermakna dam mempunyai jiwa?
Menulis bukanlah bermain kata-kata, susunan kalimat yang indah bisa sangat membosankankalau tidak memiliki makna yang kuat. dunia kata(m.FauzhilAdhim)
Sebelum bicara lebih teknis untuk membuat tulisan, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar tulisan kita memiliki ruh atau jiwanya. Menurut Mas Fauzil Adhim, ada 6 aspek yang harus dikembangkan agar tulisan kita memiliki jiwa.
Tulisan akan memiliki jiwa saat penulis memiliki visi hidup (cita-cita dan harapan), melibatkan emosi saat menulis, luas wawasannya (banyak membaca, berdiskusi, jalan-jalan), berbagi pengalaman hidup nyata yang pernah dialami, menggunakan nalar atau logika yang tepat, dan tulisan sebagai hasil perenungan yang mendalam tentang apapun yang akan ditulis.
Proses menulis
Menyusun draf
1. Menulis bebas
2. Memasukkan bahan yang relevan dengan pengalaman diri, pengalaman orang lain, latar belakang ilmu dan pengetahuan yang dimiliki
3. Memasukkan data dan fakta
4. Mengembangkan gaya penulisan yang tepat sesuai pembaca sasaran
Merevisi: Membuat Tulisan Lebih Baik
1. Membaca ulang naskah secara keseluruhan sambil menandai bagian yang kurang jelas atau kurang tepat
2. Menimbang bahan yang harus dibuang karena kurang relevan
3. Menimbang bahan lain yang dapat memperkaya tulisan
Menyunting: Memastikan Tidak Ada Kesalahan
Memperbaiki tulisan dari aspek tata bahasa, ketelitian data dan fakta, kesantunan. Tak boleh ada kesalahan elementer.
Menerbitkan
Menentukan publikasi tulisan pada media yang tepat serta pembaca yang tepat. Bapak Ibu dapat memilih media daring atau media cetak.
Di luar teknis menulis yang disampaikan di atas, faktor nonteknis seperti disiplin menulis, tak pantang menyerah mengirimkan tulisan ke media meski sering ditolak dan tak dimuat, juga tak berhenti belajar meningkatkan keterampilan menulis.
Jauh sebelum tulisan Pak Asep dimuat di rubrik opini dan Hikmah Republika, sejak tahun 2007 beliau konsisten menulis di Republika Online. Faktor ini adalah nonteknis, yang membuat beliau mempunyai jalinan silaturahim dengan para redaktur di media masa. Dari sanalah kita mendapatkan informasi dan masukan dari para redaktur agar kualitas tulisan lebih baik dan potensial dimuat di media cetak.
Beberapa tulisan Pak Asep yang dimuat di beberapa rubrik opini dan hikmah Republika
Berikut Pertanyaan dari beberapa peserta yang bermanfaat untuk dijadikan masukan bagi seorang penulis
"Bagaimana menyiasati agar waktu menulis dan tema kita sesuai dengan waktu kirim/moment yang tepat?"
Kita harus sensitif dengan momentum yg akan terjadi, misal, 6 hari lagi merupakan momen Hari Kebangkitan Nasional. Nah, dari sekarang Pak Ady sudah mulai menyiapkan bahan belanja gagasan, tentukan ide yang akan ditulis, dan tuliskan dan kirimkan tulisannya paling lambat sehari sebelum tanggal 20 Mei. Prinsip umum demikian Pak Ady.
Apa syarat tulisan opini atau artikel bisa layak cetak di media?
Syarat paling utama adalah ide orisinal dan menarik, data dan fakta yang disajikan sahih, tata bahasa baik, dan sesuai dengan kriteria dari redaktur media cetak.
Bagaimana menyiasati ketidakpercayaan diri atas tulisan yang sudah kita tulis?
Harus tetap konsisten menulis dulu di buku harian atau personal blog yang bersifat pribadi. Nanti jika sudah mulai percaya diri, publikasikan tulisan kita. Jangan takut mendapat kritikan dan masukan dari pembaca terhadap tulisan kita. Karena justru hal tersebut bisa menjadi cermin untuk kita terus meningkatkan kualitas tulisan.
Bagaimana mengasah emosi dalam kepenulisan sehingga tulisan kita bisa berkualitas ?
Tuliskan sesuatu yang benar-benar pernah dialami oleh diri sendiri. Saya pernah membuat tulisan di rubrik Hikmah Republika saat istri saya wafat. Wah susah memulai kata pertama dan menutup kata terakhir karena saya ada rasa yang hadir menemani saat membuat tulisan, Bu.
Apa saja yg menyebabkan tulisan sering di tolak media masa dan bagaimana cara menulis yg bisa diterima media masa
Wa'alaikumussalam. Tulisan yang pasti ditolak media adalah yang tidak mengikuti kaidah yang sudah ditetapka n media. Misal, kita menulis sesuatu yang bersifat SARA, gagasan terlalu umum, batas maksimal karakter tak diindahkan oleh kita.
Bagaimana ciri artikel yang menarik untuk diterbitkan?.
Ide tulisan orisinal, aktual dengan situasi kekinian di masyarakat, tata bahasa baik, data dan fakta penunjang gagasan Bu Sri Budi lengkap dan sahih
Apakah ada kriteria pembeda antar media cetak untuk bisa menerbitkan suatu tulisan Bapak?
Wa'alaikumussalam, Bu Rachmi. Setiap media cetak punya kebijakan sendiri terkait standar tulisan yang akan mereka terima. Misal, tulisan Hikmah Republika tak ada di media cetak lain. Rubrik Hikmah khas punya Republika. Jadi, kita harus pelajari secara cermat rubrik-rubrik yang ada di setiap media cetak agar kita bisa tepat memilih media mana untuk menerbitkam tulisan kita.
Pertanyaan ini terkait dengan problem yg sy hadapi...sy mulai mnulis dr bntuk2 fiksi yg diksiny penuh majaz dan ktika sy mncoba k non fiksi yg ilmiah sy ksulitn...apa solusinya kr2 pak? Trmksh
Saran saya, Bapak mulai pelajari tulisan-tulisan opini yang dimuat di media, lalu coba buat tulisan bergenre nonfiksi. Ala bisa karena biasa, Pak Candra. Hal paling penting dalam tulisan opini (nonfiksi) adalah tata bahasa baku dan pemilihan diksi yang bermakna lugas.
Bagaimana caranya supaya ide yang sudah kita miliki menjadi sebuah judul yang menarik untuk dibuat suatu tulisan? karena kadang terlintas ide tetapi susah sekali mencarikan judul yang tepatnya untuk ide tersebut
Wa'alaikumussalam, Bu Eti. Ada beberapa pendekatan saat menulis. Ada yang langsung menetapkan judul, lalu membuat tulisan. Tetapi ada juga yang sebaliknya, buat tulisan dulu untuk menguraikan idenya, judul bagian terakhir. Saran saya untuk Bu Eti, menulis dulu, nanti judul diputuskan terakhir. Boleh minta pendapat ke guru menulis Bu Eti atau rekan sejawat terkait pilihan judul dari tulisan yang sudah dibuat Bu Eti.
Hambatan paling mendasar kita sulit mengalirkan gagasan karena gagasan yang mau diungkapkan belum jelas. Persoalan lainnya, kita kekurangan bahan untuk menunjang penyelesaian tulisan kita. Hal lain yang juga kerap terjadi, saat menulis, kita menempatkan diri dalam 2 peran sekaligus sebagai penulis juga editor. Saat menulis, lalu diedit, kita berhenti. Balik lagi ke awal. Terus terjadi seperti itu. Alhasil gagasan kita lewat tulisan tak selesai-selesai. Itu pengalaman pribadi dan masih juga terjadi pada diri saya.
Apakah kenal dengan redaktur faktor penting membuat tulisan dimuat di koran nasional?
Saya kurang paham terkait hal ini. Sejauh pemahaman awam saya, tulisan yang dimuat di media masa, makalah yang dimuat dan dipresentasikan di seminar nasional atau internasional, dan makalah yang dimuat di jurnal terakreditasi nasional bisa menyumbangkan angka kredit yang bermanfaat untuk kenaikan pangkat. Saya punya dosen pembimbing yang sangat produktif berkarya tulis, sekali menulis 2 judul makalah untuk satu event seminar nasional. Kalau semua karya tulis didokumentasikan dengan baik, belajar dari kiprah dosen pembimbing saya, beliau naik pangkatnya cepat sekali. Kata kuncinya: konsisten berkarya tulis. Naik pangkat itu bonusnya.
Komentar
Posting Komentar