Tip untuk Menjadi Penulis
Resume Pertemuan 18 Belajar menulis bersama Om Jay
Tema : Pengalaman Menerbitkan Buku di Penerbit May
Oleh : Eti Haryati, S.Pd
http://eti1972.blogspot.com/?m=1
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah hari ini kedatangan Pemateri yang luar biasa dan mendapatkan tambahan pengetahuan dan pengalaman dari bapak Ukim Komarudin.
Beliau seorang yang selalu merendah, kegiatan menulis merupakan ekspresi pribadinya. Oleh karena itu,beliau merasa sangat penting agar memiliki tempat mencurahkan segala kegelisahan atau apapun bentuknya.
Menulis adalah sarana yang tepat. Dengan menulis merasa menemukan lebih tentang "siapa saya". Demikian hal itu terus berjalan hingga jika tidak dilakukan seperti ada sesuatu yang hilang. Tulisan-tulisannya apa adanya tidak khawatir dengan apa yang ditulisnya, menulis apa saja. terkait pelajaran sesuai bidang yang digelutinya sebagai seorang guru, beragam kegiatan berupa proposal, liputan kegiatan yang harus dituliskan di majalah, dan menulis buku harian. Begitu setiap saat diisi oleh menulis.
Hingga sampai suatu hari, tulisan-tulisan itu mulai dilirik orang-orang terdekat, yang dalam hal ini teman-teman guru. Satu dua teman berkomentar bahwa tulisannya bagus, bahasa sederhana dan mudah dicerna oleh pembaca. Ada juga yang mengaku bahwa sepenggal tulisan dijadikan ceramah atau kultum, dsb.
Karena komentar tersebut, beliau mencoba membukukan tulisan-tulisan yang selama ini ditulis dalam buku harian. Beragam kejadian, waktu, dan tokoh yang merupakan pelajaran seorang dewasa (guru) dari anak-anak "cerdas" yang menjadi siswanya. , menuliskan judul buku tersebut, "Menghimpun yang Berserak." Sebuah usaha untuk mengumpulkan segenap mutiara yang berserakan dalam kehidupan yang sangat bermanfaat baginya, dan semoga bermanfaat pula buat orang lain (pembaca).
Dengan keberuntungan menjadi penanggung jawab penerbitan buku di sekolah, bisa menyisipkan karya pribadi, selain karya bersama (berlima) menulis dan berupaya buku mata pelajaran untuk diterbitkan dalam prosesnya melalui interview terkait dua bagian buku tersebut. Pertama, buku bersama yakni buku mata pelajaran. Kedua, buku pribadi saya, "Menghimpun yang Berserak." Dalam kesempatan interview itulah banyak mendapatkan pengetahuan terkait tips dan trik menerbitkan buku.
Mendapatkan pelajaran menyangkut hal-hal yang tadinya tidak terpikirkan, membuat tidak nyaman karena menabrak prinsipnya menulis bebas apa adanya tanpa ditutup-tutpi. Tetapi berkat penjelasan seorang sahabat yang seorang penulis bisa meyakinkan bahwa pengalaman itu baik dan harusnya disukuri.
Dijelaskan tentang proses menulis yang melibatkan tim agar tulisan yang kita buat sampai kepada pembaca, tim yang akan menyebabkan sebuah karya dapat dinikmati orang banyak. menanyai itu mungkin editor. sebab, beliaulah garda depan yang menentukan naskah itu layak diterbitkan atau sebaliknya. Menurut sahabatnya itu, naskah pak Ukim sepertinya punya potensi atau "layak" untuk diterbitkan. Tetapi sebagai karya pemula memang harus dipoles di sana sini. Harus ada terobosan baru dalam pemasaran buku, karena jika mengandalkan sebatas teman-teman sekitar, buku itu hanya menjadi “kuntum”. Dia tidak “mekar” apalagi “berbuah” banyak.
Pertemuan dengan penerbitpun akhirnya ditindaklanjuti sampai akhirnya buku "Menghimpun yang berserak" diterbitkan.
Memang ada kriteria yang dianggap layak untuk diterbitkan. Khususnya terkait buku mata pelajaran, biasanya mereka mencari buku: (1) menunjukkan penggunaan pendekatan baru; (2) lebih lengkap; (3) penulisnya memang berkualifikasi luar biasa; (4) Naskah renyah (enak dibaca); dan diutakan dari hasil penelitian lembaga-lembaga pendidikan terbaik.
Tulisan ibarat seorang anak, dia ada yang berkembang dan bermakna bagi masyarakat luas. Ada juga yang diam-diam hanya dibaca sahabat dekat ketika dia terpuruk di sudut kamarnya. Semuanya lahir dari penulis, dan menjadi bangga ketika menjadi bermakna.
Ada tipe sprinter dalam menulis, maka pilih cerpen. Kalau Marathon, pilih novel menulis sebaiknya bertahap dari lari jarak pendek karen latihan akhirnya bisa lari jarak jauh.
Permasalahan penulis pemula sering serakah. Jadi penulis sekaligus editor. Akhirnya, nggak jadi-jadi. Baru satu bab dikoreksi. Baru lima lembar disalahkan sendiri. Ya Ambyar.
Tulis saja, nanti ada jurinya: diri sendiri, teman penulis, dan akhirnya editor. Jika mereka menganggap tulisan kita ggak laku di pasaran, tapi kita bilang itu bagus tak apa. Ada suatu masa yang dikatakan banyak orang jelek, saat itu malah dicari dan dibenarkan orang.
Jika ingin memulai menulis buku teteapi bingun memulai dari mana agar bisa meyakinkan bagi penulis mulailah menulis dengan membaca buku-buku yang diduga akan mirip ekspresi bentukannya seperti buku yang akan dibuat. Ketika kita datang ke perpustakaan atau toko buku, kita membaca untuk mendapatkan inspirasi. mulailah banyak membaca karya-karya yang bagus yang menjadi minat agar punya standar sendiri.
Penulis yang baik memang pembaca yang baik. Banyak-banyaklah membaca sehingga akan mampu menulis. menulislah setiap hari, tapi tolong disertai membaca agar tulisan kita berkualitas. Itu hukumnya, Menulis (produktif) pasokannya adalah membaca (receptif).
Pada akhirnya kita akan menjadi diri kita sendiri. Termasuk dalam hal karya. kita menemukan warna, tipe, dan kekuatan sendiri dalam menulis. Ketika teman-teman memuji tulisan, maka di saat itulah kualitas naik ke permukaan. Teruskan dan pupuk kekuatan itu. Sampai kalau serpihan tulisan Bapak terjatuh di jalanan, ada seorang teman yang mengatrakan kepada Anda bahwa ini tulisan milik Anda. Kita akan bertanya, "kok tahu sih ini tulisan saya?" Dia kan jawab, "Saya sudah hapal itu Gaya anda."
Semuanya perlu proses. Ide untuk membukukan tulisan merupakan hal brilyan. Mulailah membukukan dengan niat untuk pribadi terlebih dahulu. Dengan membukukan kita punya basic kemampuan yang akan kita ukur kelak setelah berikutnya berproses. Saya doakan anda merasa adanya kemajuan setelah sekian lama berproses.
Dari Pengalamannya itu, ada 4 tip yang bisa dijalankan untuk menjadi penulis:
- Rajinlah Membaca, pertajam wawasan dan penguasaan
- Mulailah Menulis, pilih tema tulisan dan cara Anda akanmenulis
- Terus Motivasi Diri, yakinkan diri anda untuk mampu menyelesaikan
- Selesaikan Tulisan Anda, rapikan Karya anda agar siap
Ada kehebatan dari seorang penulis.
- Ia jelas ekspresinya. Ia juga punya daya jangkau dakwah yang lebih luas dalam menebar kebaikan.
- Ia juga punya legacy atau warisan untuk pertinggal jejak kebaikannya, yakni tulisannya.
Menulislah, setiap hari. karena anda akan menemukan kebahagiaan; menulis berarti kita MENCIPTAKAN SEJUMLAH KEBAIKAN.
Trik jitu agar buku pelajaran yang kita buat
bisa di minati para pembaca utamanya kaum pelajar.
Mulailah dengan modul
atau serpihan bab sebagai pegangan siswa sendiri. Minta mereka memberikan
masukan. Tahun depan, semoga bisa meningkatkannya menjadi buku sederhana
tetapi hanya untuk kalangan sendiri dulu. Mintalah masukan kembali kepada anak-anak
terkait banyak hal yang pernah jelaskan di awal. Setelah itu bisa menjadi lebih baik kemudian setelah kita marasa yakin kalau ini layak baru diterbitkan.
Soal
gambar dan lain-lain, apalagi yang
sifatnya lipstik, Penerbit lebih punya stok dan tahu etika pengambilan gambar
yang tidak mengundang masalah. Kadang-kadang, saking bagusnya buku kita, mereka mau beli gambar di situs-situs resmi.
Interview itu tanda-tanda naskah kita dilirik.
Berbahagialah, karena diduga naskah kita diperhitungkan. Kadang-kadang, naskah kita diterlantarkan oleh
mereka tanpa kabar.
Ada dua sistem kerjasama:
- Pertama, naskah dibiayai hingga terbit dengan nama penulis sebagai pencipta buku dipertahankan. Sebagai gantinya, pihak penerbit menawarkan royalty sebagai pengahasilan penulis dengan rentang 10% s.d. 12%). Artinya, penghasilan atau keuntungan sisanya milik penerbit.
- Kedua, naskah dibeli oleh penerbit. Anda sebagai penulis tak lagi berhak mencantumkan nama karena hak naskah sudah anda jual. Biasanya harga naskah tinggi hingga ratusan juta rupiah.
Semoga bermanfaat
Komentar
Posting Komentar