PENGALAMAN MENERBITKAN BUKU ALA IBU KANJENG
Malam ini kuliah perdana di kelas angkatan 15 akan diisi oleh Ibu @Sri Sugiastuti yang biasa disapa ibu Kanjeng.
Sangat menarik sekali meskipun saya dari angkatan 9 masih mengikuti kuliah karena saya masih merasa kurang mampu dalam menulis, agar nanti bisa sampai menerbitkan buku.
Pengalaman beliau sangat memotivasi sekali bagi saya. Di usia menjelang lima puluh tahun seperti saya ini mudah-mudahan meskipun terlambat saya ingin sekali berkarya agar hidup ini bisa bermanfaat bagi orang lain. Saya ingin seperti bu kanjeng hanya saja bedanya beliau telah menjadi sukses berkat menulis sedangkan saya baru memulai
Beliau berbagi pengalaman ketika belajar menerbitkan buku.
Sejak SD Bu Kanjeng sudah suka menulis. Yang ditulisnya
berupa buku kenangan, puisi, lagu-lagu seperti syair lagunya Koes Plus dan
Panbers. Ketika SMP hobinya surat menyurat dan mengumpulkan perangko serta uang
kuno. Hobi membaca majalah bobo, si kuncung dan komik. Ketia SMA suka baca
majalah Gadis dan Anita. Ketika SMA baru beberapa kali mencoba menulis di mading.
Saat itu ia lebih suka kegiatan eskul pramuka dan pecinta alam. Saat kuliah di
UNS, mengikuti napak tilas rute Jendral Sudirman dari Wonosobo ke Kediri. Di
sini ia mengetahui betapa beratnya medan di militer.
Pada tahun 1985 mengikuti tes CPNS di Gelora Senayan dan
diterima sebagai PNS di sebuah sekolah di Jakarta. Tahun 1990 pindah ke Solo
hingga sekarang. Setelah jeda 25 tahun menjadi ibu rumah tangga, melanjutkan
kuliah S2 (2007-2009). Di sinilah dia bekenalan dengan teknologi. Ia mulai
mengenal google dan membeli banyak buku. Banyaknya tugas perkulahan memaksanya
harus belajar komputer. Pada 2009 di kegiatan MGMP menerima tawaran dan
berhasil menyusun buku yang diterbitkan penerbit mayor. Bukunya bejudul Seri
Pendalaman Materi Bahasa Inggris yang diperuntukkan siswa kelas XII untuk
persiapan Ujian Nasional.
Buku karyanya lumayan banyak. Di antaranya adalah Buku “SPM
Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK” penerbit Erlangga, dan buku antologi “
Diary Ketika Buah Hati Sakit”. Naskahnya sebagai pemenang ke 3. Buku kroyokan
lainnya bersama Kompasianer tahun 2014 “25 Kompasianers Merawat Indonesia”
dalam rangka hari Kartini. Satu lagi berjudul “ Indonesia Satu “ penerbitnya
Indie Peniti Media. Beberapa buku antologi Muara Kasih Ibu, Move on, Go to 2020,
dan Move on.
Tahun 2013 terbit 3 buah buku. 1 buku Parenting berjudul
“Seni Mendidik Anak Sesuai Tuntunan Islami” penerbit Mitra widyawacana Jakarta.
Novel Hidayah “ Kugelar Sajadah Cinta” penerbit Indie Bentang Pustaka Sidoarjo
dan “Deburan Ombak Waktu” penerbit Indie Goresan Pena Cirebon. Tahun 2015 Buku
“SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK edisi baru, penerbit Erlangga.
Tahun 2016 buku “ The Stories Cakes For Beloved Moms’ penerbit Indie Oksana dan
tahun 2017 buku “ The Stories of wonder Women’ Penerbit Mediaguru. Tipuan
Asmara (Novel), Wow Engish is So Easy Kids, Perempuan Terbungkas, (Novel)
Catatan Religi Bu Kanjeng(Motivasi), Merawat Harapan (Parenting), The Power of
Mother’s Prayer (Parenting) Masuk Surga Karena Anak (Parenting)
Aktivitas kesehariannya mengajar, pegiat Literasi, pengurus
TPQ di masjid Al Fath, Blogger, Komunitas berbagai kepenulisan baik online
maupun offline, salah satunya aktif di blog Gurusiana dan Komunitas sejuta guru
ngeblog. Pegiat Literasi Nusantara dan Duta Bunda Baca Soloraya.
Bu Kanjeng seorang penganut long ilfe education. Di usianya
yang tidak muda lagi, ia tetap semangat untuk belajar melebihi yang muda-muda.
Kini ia merambah ke Youtube, walaupun masih proses belajar dan belum
dimaksimalkan.
Baginya dunia literasi itu sangat mengasyikkan dan merasakan
bahwa menulis itu banyak sekali manfaatnya. Ia yang selalu haus untuk belajar
punya banyak komunitas menulis. Ini sangat penting agar ia bisa istikamah
menulis dan membaca. Saat aktif di group menulis orang akan tertular virus
literasi dan punya banyak ide untuk menulis.
Ketika ditanya apa yang paling sulit dari menulis, ia
menjawab simpel: memulai dan istikomah menulis. Mulailah menulis dari hal yang
mendesak dan ingin segera disampaikan. Tulislah apa yang ada di benak kita.
Jangan takut salah, jangan takut jelek tulisannya, jangan takut kalau tulisan
kita tidak berguna atau tidak ada yang baca. Jangan lupa, kita juga perlu
mengapresiasi diri sendiri dengan capaian yang sudah kita peroleh, misalnya
dengan Me-Time, relaxasi dan menghirup udara segar sambil mencari ide baru.
Bagaimana kalau melanggar komitmen, tentu ada juga punishmentnya. Misal kalau
target belum terpenuhi berarti kita punya hutang tulisan. So, secepatnya harus
dilunasi dengan menyelesaikan targetnya.
Sebagai novelis ia juga memberi tips bagaimana memulai
menulis novel yang baik. Pertama bisa diawali dengan membuat outline atau
daftar isi atau kerangka tulisan dari satu ide yang akan dikembangkan dengan
menentukan seting, tokoh dan alur ceritanya. Bagaimana cara mengembangkan
kalimat atau kata-kata, bila di tengah jalan kehabisan kosakata? Kuncinya
banyak membaca dan jadi pendengar yang baik. Saat menulis tidak perlu dibaca,
selesaikan dulu sampai capek dan tuntas. Esok harinya baru dibaca lagi dan
dibenahi.
Bu Kanjeng menyayangkan kalau ada tulisan berserakan dan
tidak jadi buku. Sebaiknya penulis memilki blog untuk menyimpan aneka jenis
tulisan. Mungkin nanti akan terkumpul beberapa tema yang sama dan bisa
dijadikan buku. Jadi penulis mempunyai tabungan tulisan yang lama kelamaan bisa
menjadi sebuah buku. Buktinya Omjay, bisa menjadi blogger ternama karena rajin
memposting tulisan di blog. Mottonya perlu diikuti oleh para penulis pemula,
“Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi,”
Motivasi menulis setiap orang berbeda-beda. Bagi Bu Kanjeng
menulis itu terapi jiwa. Dengan menulis jiwa bisa tenang, yang baik bisa kita
bagikan kalau yang jelek setelah ditulis dan orang lain tidak pelu tahu, ya
dihapus saja.
Memulai diri untuk menulis memang susah. Apalagi mengajak
orang lain, kadang diacuhkan dengan berbagai alasan. Tapi, jangan pernah bosan
mengajak kebaikan. Yang acuh kita biarkan, tapi terus kita bisa tularkan ke
yang lain. Kita beri contoh kalau punya karya, punya banyak teman dan kekayaan
lain yang hanya dimiliki oleh penulis sejati.
Memang, untuk istikomah menulis rintangan dan hambatannya
sangat banyak. Kadang antara menyelesaikan tulisan dan kegiatan lain saling
berkejaran. Walaupun motivasi tinggi, kadang tersendat karena bertumpuknya
kegiatan. Solusinya kita harus punya target. Menejemen waktu harus diplot
misalnya 1 jam tiap hari. Waktunya bisa disesuaikan sendiri, bisa sebelum tidur
seperti Omjay atau saat menunggu bisa dicicil di tablet atau hape.
Karena beragamnya jenis tulisan, maka penulis harus
mengetahui potensi bakat tulisannya. Potensi diri bisa diketahui dari jenis
bacaan atau buku yang kita sukai. Ketika kita bisa dengan mudah membaca buku
fiksi dan hafal dengan tokoh juga alur ceritanya, di sanalah potensi kita.
Sedangkan yang non fiksi bisa diketahui saat kita punya ide kalau siswa butuh
buku pegangan dan kita antusias bahwa materinya bisa dibuat modul untuk belajar
siswa.
Agar tulisan kita baik dan enak dibaca, tulis saja seperti
kita ngobrol. Lalu, coba kita ngobrol dengan tulisan. Bagaimana rasanya? Bila
belum juga enak dibaca, coba lagi, apa yang ingin kita obrolkan sampaikan lewat
tulisan, bukan dengan lisan.
Dalam mengikuti pelatihan menulis lewat grup, karena sesuatu
hal tertinggal dan sulit memulai lagi, jangan dulu keluar grup. Tetaplah berada
di grup. Usahakan rajin blog walking sebagai pembangkit motivasi untuk memulai
lagi menulis.
Untuk penulis pemula, cobalah menulis apa yang paling
disukai dan dikuasai. Misalnya tentang tumbuh kembang anak, tentang tanaman dan
manfaatnya, tentang hobi, atau tentang pengalaman saat PJJ.
Ketika menulis sudah menjadi kebutuhan, maka kita akan
merasakan betapa banyak manfaat dari menulis. Untuk pribadi biasanya memperoleh
kepuasan batin, memiliki banyak teman, silaturahmi terjaga, memiliki wawasan
luas, dan dengan berbagi dan memberi manfaat untuk orang lain merupakan
tabungan amal jariyah.
Jadi, jangan lelah untuk berproses, bergabunglah ke dalam
komunitas penulis untuk saling support dan sharing pengalaman. Awali dengan
menulis di blog, lanjut di Antologi untuk jadi buku, dan lanjut ke buku
tunggal. Minimal bisa membukukan hasil belajarnya selama mengikuti kelas
belajar menulis gratis bersama Omjay dan PGRI.
Salam Literasi
Salam Literasi
Komentar
Posting Komentar