Bagaimana Menulis Cepat & Tepat di Media Daring Dan Luring?
Resume Pertemuan 9 Belajar Menulis bersama Om Jay
Tema : Menulis Cepat & Tepat di Media Daring dan Luring
Nara Sumber : Catur Nurohman Oktavian
Oleh : Eti Haryati, S.Pd (http://eti1972.blogspot.com/?m=1)
Biodata Bapak Catur Nurrochman Oktavian
Penulis 20 buku, redaktur pelaksana Majalah Suara Guru sejak Jan 2019, telah menghasilkan ratusan artikel tersebar di media daring dan luring. Guru SMP yang hobi menulis sejak 1999, buku pertamanya terbit tahun 2003. Pendidikan S1 di UNS, S2 di UPI Bandung. Sejak Juli 2019 menjadi Ketua Departemen Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Pengurus Besar PGRI
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Materi yang disampaikan oleh Nara sumber kali ini adalah
tentang bagaimana Menulis Cepat & Tepat di Media Daring dan Luring
diberikan selama 60 menit materi dan 60 menit sesi tanya jawab. Materi yang
diberikan sangat menarik bagi saya sehingga mebuat ngak sabar ingin segera membuat
resume.
Bapak Catur
Nurrochman Oktavian menulis dimulai sejak 1999. Pertama menerbitkan karya dalam
bentuk buku di tahun 2003. Sampai sekarang alhamdulillah terus menulis.
Sesuai materi kita malam ini menulis cepat dan tepat di
media luring dan daring,
Pertama, kita harus kalahkan dulu dua musuh utama dalam
menulis. Apa itu musuh utamanya? Rasa takut dan malas.
Dua musuh utama yang harus kita kalahkan agar dapat memulai
menulis cepat dan tepat di media massa luring atau daring adalah takut
tulisannya jelek, takut dicela, takut tulisannya sudah basi, dan takut takut
lainnya. Ini yang menghambat kita dalam memulai sebuah tulisan. Seorang penulis
yang baik biasanya adalah pengamat dan pencatat yang baik.
Karena terbiasa mencatat apa yang dilihat, didengar, dan
dirasakan, kemudian dituangkan menjadi sebuah tulisan, maka seorang penulis
akan menulis meski tidak membawa alat perekam, alat tulis, maupun laptop.
Mencatat di benaknya dapat dilakukan di mana saja. Di kantin, di kantor, di kafe, bahkan ketika di atas motor yang sedang dikendarainya atau di balik kemudi mobil yang sedang disetirnya.
Setiap penulis yang baik tentu tidak membutuhkan “mood”.
Tidak ada alasan tidak menulis, karena tidak ada mood. Mood harus disingkirkan
dari benak anda jika menghambat kerja otak dalam menulis.
Bayangkan Anda seorang yang bekerja menghasilkan tulisan
seperti wartawan, kolumnis, dan redaktur majalah. Jika mereka bekerja
mengandalkan mood, tentu karirnya akan tamat seketika.
Isaac Asimov, seorang penulis fiksi ilmiah yang memiliki
reputasi bagus, mengakui bahwa cara ia menulis adalah “simpel dan apa adanya”.
Saya garis bawahi. Menulislah dengan simpel dan apa adanya. Menulislah
hal yang aktual dan sesuai dengan gaya selingkung media yang akan dituju,
menjadi kunci sebuah tulisan diterbitkan seperti dikatakan asimov tadi, seorang
penulis yang baik, maka ia dapat menulis dengan cepat.
Perlu diingat, bahwa setiap orang yang mampu mengerjakan
sesuatu dengan baik, maka ia dapat melakukan lebih cepat dibandingkan orang
yang tidak bekerja secara baik.
Menulis adalah sebuah kecakapan atau keterampilan. Bila anda
menguasai secara detail pengerjaan tulis menulis, maka kecakapan itu akan
berbanding lurus dengan kecepatan pengerjaan.
Menulislah dengan simpel dan apa adanya mengandung maksud,
jadilah dirimu sendiri ketika menulis.
Bagaimana caranya menemukan gaya atau menjadi diri sendiri
ketika menulis? Tentu dengan perbanyak menulis dan membaca untuk mempelajari
gaya tulisan orang lain atau copy the master
Noted:
- Jangan paksakan diri dengan menulis sesuatu yang berlebihan di luar gaya Anda.
- Mulailah menulis dari sesuatu yang Anda suka.
- Kalau suka traveling, tuliskan kisah perjalanan Anda.
- Tentu Anda akan lebih mudah menuliskan sesuatu yang disukai.
- Tuturkan segala yang ada secara sederhana dengan cara Anda.
Salah satu yang membuat seseorang tidak mampu menghasilkan
tulisan yang baik adalah karena mencoba memasukkan kata atau kalimat yang
membuat pembaca tidak paham pesan apa yang dimaksud dalam tulisan itu.
Menulis itu untuk dibaca. Oleh karena itu, pesan dalam
tulisan harus jelas dapat dipahami oleh pembaca.
Jika menulis dengan kalimat yang tidak simpel, maka tujuan
pesan Anda dalam tulisan tidak tersampaikan. Bahkan hanya membuat kening
pembaca berkerut.
Menulislah seperti berbicara. Ketika berbicara kepada teman,
tentu tidak ada keinginan Anda menggelembungkan kata atau kalimat dengan bahasa
yang berlebihan. Ketika berbicara kepada orang lain, tentu sedapat mungkin
menggunakan bahasa yang dapat mudah dipahami, iya kan?
Bagi seorang pemula:
Mengapa Anda masih ragu menghasilkan draf tulisan yang
pertama? Biarkan tulisan yang dihasilkan jelek, karena Anda masih punya banyak
waktu untuk memperbaiki draf tersebut.
Setiap media memiliki gaya selingkung masing-masing sesuai
kebijakan redaksinya. Misalnya, kita perlu mengetahui, berapa jumlah kata dalam
artikel yang bisa dimuat di media itu, dan aturan penulisannya. Atau rubrik apa
saja yang tersedia di media tersebut. Tidak usah kuatir tulisan kita ditolak
dan dianggap jelek. Perbaiki lagi kekurangannya, dan terus kirim lagi.
Banyak faktor mengapa tulisan tidak diterima redaksi.
Mungkin tulisan tidak aktual? Atau space dalam edisi penerbitan sudah penuh.
Setelah mendapatkan sharing dari saya di atas, mengapa masih
ada keraguan menghasilkan draf tulisan?
Biarkan tulisan yang dihasilkan jelek, karena anda masih
punya banyak waktu untuk memperbaiki draf tersebut. Draf tulisan yang jelek
masih dapat diperbaiki daripada tidak ada draf sama sekali.
Hindari menulis dengan kalimat yang panjang dan berulang
ulang maknanya.
Contoh:
Ruangan yang biasa aku gunakan sebagai tempat tidur, sebuah
tempat kos dekat stasiun UI, tiap pagi jam 5 pagi aku terbiasa mendengar deru
Kereta Listrik yang membawa penumpang dari Jakarta-Bogor PP, itu biasanya
sampai aku berangkat kerja, suara itu sering terdengar, sehingga aku sering
hafal beberapa kalimat petugas stasiun. Kalimat ini memusingkan.
Agar tulisan menjadi penting, maka pesan dan informasi yang
dibutuhkan pembaca bisa tersampaikan dengan baik dan jelas. Seperti yang saya
sampaikan di atas, mulailah dari hal yang anda sukai. Kalau anda suka menulis
karya ilmiah, maka tekuni hal ini. Kalau suka menulis artikel populer, features
yang ringan, maka kerjakanlah ini. Mulailah menulis artikel yang Anda sukai
temanya. Dan yang lebih penting mulailah menulis
Gaya Selingkung, maksudnya gaya, batasan, sesuai jati diri,
penciri media itu. Sesuai dengan kebijakan redaksi masing masing. Misal, ada
media yang membatasi bahwa tulisan yang akan dimuat di medianya minimal 600
kata, hurufnya times new roman, spasi 1.15, dsb.
Untuk mengatasi rasa takut pada penulis pemula adalah dengan
menulis. Menulis saja terus menerus. Kalahkan rasa takut bahwa tulisan pertama
kita jelek. Lebih baik menghasilkan tulisan yang buruk (dapat diperbaiki)
daripada tidak menghasilkan sebuah tulisan (ini tidak dapat diperbaiki). Menumbuhkan
rasa percaya diri menulis adalah dengan terus menulis.
Mengelola konsentrasi yang efektif adalah dengan melakukan
yang Anda sukai. Lakukan pekerjaan yang Anda cintai. Gairah dan fokus pada
sesuatu yang kita sukai, cintai akan lebih tinggi dibandingkan sesuatu yang
kita tidak sukai. Maka menulislah dari sesuatu hal kecil yang Anda sukai. Fokus
pada sesuatu yang kita senangi, akan menambah motivasi kita lebih baik. Passion
Bagi pemula adalah sebuah hal yang sangat sulit dan rumit, untuk
menulis langsung pada poinnya. Nah tips agar tulissan kita sesuai harapan
pembaca, menulislah seperti Anda berbicara. Ketika Anda berbicara kepada teman,
tentu tidak ada keinginan Anda menggelembungkan kata atau kalimat dengan bahasa
yang berlebihan. Ketika Anda berbicara kepada orang lain, tentu sedapat mungkin
menggunakan bahasa yang dapat mudah dipahami.
Ada beragam teknik yang dilakukan penulis.
Ada yang senang memulainya dengan membuat kerangka tulisan,
ada yang menuliskan kerangka seperri spider web. Ada pula penulis yang langsung
menuangkan dari pikirannya ke dalam tulisan. Namun biasanya setiap artikel
memiliki kerangka Judul, lead (pendahuluan), isi, dan penutup. Silakan
memilihnya sesuai dengan gaya dan kesukaan Anda.
Dalam menulis memang ada kalanya tidak selesai langsung.
Apalagi ketika writer's block itu datang. Agar tetap konsisten, maka kita dapat
membaca tulisan tulisan orang lain yang sejenis atau dari buku bacaan sebagai
referensi. Sehingga ada ide-ide yang kita bisa gali lebih lanjut. Yang jelas
dalam menulis dilarang keras plagiat. Mengambil begitu saja karya orang lain
tanpa dicantumkan sumbernya. Ini yang dilarang. Tapi kalau mengembangkan ide
dari tulisan orang lain, sah-sah saja.
Penulis yang baik biasanya adalah pengamat yang baik. Bagi
yang suka mendengar atau kecerdasan audionya lebih, maka ketika mendengar
sesuatu, maka siapkan catatan. Catat poin penting yang dapat dikembangkan lebih
lanjut. Atau pembicaraan direkam, kemudian barulah dituliskan. Banyak jalan
menuju roma, banyak cara untuk menghasilkan karya.
Setiap media memiliki gaya, ciri masing masing sesuai
kebijakannya. Tidak selalu sama. Itulah yang dinamakan gaya selingkung. Misal,
media jawa pos mengharuskan tulisan opini minimal 600 kata. Atau majalah
Suaraguru, untuk tulisan opini minimal 700 kata. Jadi berbeda-beda. Bisa
ditanyakan di redaksi masing-masing atau biasanya tertulis di salah satu bagian
media itu.
Catatan yang membuat Bapak Catur Nurrochman Oktaviansehingga
menjadi penulis terkenal:
Yang memotivasi saya menulis adalah rasa suka. Passion. Ada
kenikmatan dan kebahagiaan bisa berbagi inspirasi, motivasi, pengetahuan
melalui tulisan. Awalnya saya suka menulis lirik lagu dan puisi, lalu menulis artikel populer, cerita anak, karena dulu pernah
menjadi guru TK juga. Menulis keseharian perilaku anak didik di prasekolah
sungguh menggemaskan, menyenangkan. Saat ini menjadi redaktur pelaksana sebuah majalah,
maka menulis menjadi suatu pekerjaan. Hampir tiap hari dituntut menulis.
Bagus BU Lanjut
BalasHapus